Rabu, 30 September 2015

Histogram Citra

Histogram citra merupakan diagram yang menggambarkan frekuensi setiapnilai intensitas yang muncul di seluruh piksel citra.Nilai yang besar menyatakan bahwa piksel-piksel yang mempunyai intensitas tersebut sangat banyak.
            Pada citra berskala keabuan, jumlah aras keabuan (biasa disimbolkan dengan L) sebanyak 256. Nilai aras dimulai dari 0 hingga 255. Adapun histogram untuk suatu aras dinyatakan dengan hist(k+1) dengan k menyatakan nilai aras (0 sampai dengan L-1). Jadi,hist(k+1) menyatakan jumlah piksel yang bernilai k. Penggunaan k+1 pada hist diperlukan mengingat dalam Octavedan MATLAB tidak ada indeks nol atau hist(0). Cara menghitung hist(k+1) ditunjukkan pada algoritma berikut:
Perlu diketahui, (0:255) untuk membentuk nilai dari 0,1,2, dan seterusnya sampai dengan 255. Dengan kata lain, (0:255) membentuk larik 1 x 256. Tanda ‘ di belakang (0:255) menyatakan operasi transpos, sehingga hasilnya berupa larik berukuran 256x1. Perintah bar digunakan untuk membuat diagram batang.

Pada pengolahan citra, histogram mempunyai peran yang cukup penting.Manfaat yang dapat didapatkan seperti berikut.
1.      Berguna untuk mengamati penyebaran intensitas warna dandapat dipakai untuk pengambilan keputusan misalnya dalam peningkatan kecerahan atau peregangan kontras serta sebaran warna.
2.      Berguna untuk penentuan batas-batas dalam pemisahan  objek dari latarbelakangnya.
3.      Memberikan persentase komposisi warna dan tekstur intensitas untuk kepentingan identifikasi citra.


Khusus pada citra berwarna, histogram dapat diterapkan pada gabungan komponen-komponen RGB penyusunnya ataupun per komponen.Gambar 3.3 menunjukkan contoh mengenai hal itu.Pada gambar tersebut, I menyatakan histogram gabungan intensitas warna, R untuk komponen warna merah, G untuk komponen warna hijau, dan B untuk komponen warna biru.
Gambar Histogram pada citra berwarna secara menyeluruh (I), merah (R), hijau (G), dan biru (B)

            Histogram tidak mencerminkan susunan posisi warna piksel di dalam citra.Oleh karena itu, histogram tidak dapat dipakai untuk menebak bentuk objek yang terkandung di dalam citra. Sebagai contoh, Gambar 3.4 memperlihatkan empat buah citra yang memiliki histogram yang sama, tetapi bentuk masing-masing jauh berbeda. Dengan demikian, histogram tidak memberikan petunjuk apapun tentang bentuk yang terkandung dalam keempat citra tersebut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar