Histogram citra merupakan diagram yang menggambarkan
frekuensi setiapnilai intensitas
yang muncul di seluruh piksel citra.Nilai yang besar menyatakan bahwa
piksel-piksel yang mempunyai intensitas tersebut sangat banyak.
Pada citra berskala keabuan, jumlah aras
keabuan (biasa disimbolkan dengan L) sebanyak 256. Nilai aras dimulai dari 0
hingga 255. Adapun histogram untuk suatu aras dinyatakan dengan hist(k+1) dengan k menyatakan nilai aras (0 sampai dengan L-1). Jadi,hist(k+1) menyatakan jumlah piksel yang bernilai k.
Penggunaan k+1 pada hist diperlukan mengingat dalam Octavedan MATLAB tidak ada indeks nol atau hist(0). Cara menghitung hist(k+1) ditunjukkan pada algoritma berikut:
Perlu diketahui, (0:255) untuk membentuk nilai dari 0,1,2, dan
seterusnya sampai dengan 255. Dengan kata lain, (0:255) membentuk larik 1 x 256. Tanda ‘ di belakang (0:255)
menyatakan operasi transpos, sehingga hasilnya berupa larik berukuran 256x1. Perintah bar digunakan untuk membuat diagram batang.
Pada pengolahan
citra, histogram mempunyai peran yang cukup penting.Manfaat yang dapat
didapatkan seperti berikut.
1. Berguna
untuk mengamati penyebaran intensitas warna dandapat dipakai untuk pengambilan
keputusan misalnya dalam peningkatan kecerahan atau peregangan kontras serta sebaran warna.
2. Berguna
untuk penentuan batas-batas dalam pemisahan objek dari latarbelakangnya.
3. Memberikan
persentase komposisi warna dan tekstur intensitas untuk kepentingan identifikasi
citra.
Khusus pada citra berwarna,
histogram dapat diterapkan pada gabungan komponen-komponen RGB penyusunnya ataupun
per komponen.Gambar 3.3 menunjukkan contoh mengenai hal itu.Pada gambar
tersebut, I menyatakan histogram gabungan intensitas warna, R untuk komponen warna
merah, G untuk komponen warna hijau, dan B untuk komponen warna biru.
Gambar Histogram pada citra berwarna secara menyeluruh (I), merah (R), hijau (G),
dan biru (B)
Histogram tidak mencerminkan susunan
posisi warna piksel di dalam citra.Oleh karena itu, histogram tidak dapat
dipakai untuk menebak bentuk objek yang terkandung di dalam citra. Sebagai
contoh, Gambar 3.4 memperlihatkan empat buah citra yang memiliki histogram yang
sama, tetapi bentuk masing-masing jauh berbeda. Dengan demikian, histogram
tidak memberikan petunjuk apapun tentang bentuk yang terkandung dalam keempat citra
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar